Setting
Lempeng Tektonik Papua telah diulas oleh beberapa ahli geologi seperti Dow dkk
(1985), Smith (1990) dan Mark Closs (1990) dapat dijadikan sebagai kerangka
dalam menerangkan posisi dan sejarah tektonik. Konfigurasi
Tektonik Pulau Papua pada
saat ini berada pada bagian tepi utara Lempeng Australia,
yang berkembang akibat adanya pertemuan antara Lempeng Australia yang
bergerak ke utara dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat. Dua lempeng
utama ini mempunyai sejarah evolusi yang diidentifikasi yeng berkaitan erat
dengan perkembangan sari proses magmatik dan pembentukan busur gunung api yang
berasoisasi dengan mineralisasi emas phorpir dan emas epithermal. Menurut
Smith (1990), perkembangan Tektonik Pulau Papua dapat dipaparkan sebagai
berikut:
Periode
Oligosen sampai Pertengahan Miosen (35 5 JT)
Pada
bagian belakang busur Lempeng kontienental Australia terjadi pemekaran yang
mengontrol proses sedimentasi dari Kelompok Batugamping New Guinea selama
Oligosen Awal Miosen dan pergerakan lempeng ke arah utara berlangsung
cepat dan menerus.
Pada
bagian tepi utara Lempeng Samudera Solomon terjadi aktivitas penunjaman,
membentuk perkembangan Busur Melanesia pada bagian dasar kerak samudera selama
periode 44 24 Juta Tahun yang (JT). Kejadian ini seiring kedudukannya
dengan komplek intrusi yang terjadi pada Oligosen Awal Miosen
seperti yang terjadi di Kepatusan Bacan, Komplek Porphir West Delta
Kali Sute di Kepala Burung Papua. Selanjutnya
pada Pertengahan Miosen terjadi pembentukan ophiolit pada bagian tepi selatan
Lempeng Samudera Solomon dan pada bagian utara dan Timur Laut Lempeng
Australia. Kejadian ini membentuk Sabuk Ofiolit Papua dan pada bagian kepala
Burung Papau diekspresikan oleh adanya Formasi Tamrau.
Pada
Akhir Miosen terjadi aktivitas penunjaman pada Lempeng Samudera Solomon ke
arah utara, membentuk Busur Melanesia dan ke arah selatan masuk ke lempeng
Australia membentuk busur Kontinen Calc Alkali Moon Utawa dan busur
Maramuni di New Guinea.
Periode Miosen Akhir Plistosen
(15 2 JTL)
Mulai
dari Miosen Tengah bagian tepi utara Lempeng Australia di New Guinea sangat
dipengerahui oleh karakteristik penunjaman dari Lempeng Solomon. Pelelehan
sebagian ini mengakibatkan
pembentukan Busur Maramuni dan Moon-Utawa yang diperkirakan *berusia 18 7
Juta Tahun. Busur Vulkanik Moon
ini merupakan tempat terjadinya prospek emas sulfida ephitermal dan logam
dasar seperti di daerah Apha dan Unigolf,
sedangkan Maramuni di
utara, Lempeng Samudera Solomon menunjam terus di bawah Busur Melanesia
mengakibatkan adanya penciutan ukuran selama Miosen Akhir.
Pada
10 juta tahun yang lalu, pergerakan lempeng Australia terus berlanjut dan
pengrusakan pada Lempeng Samudra Solomon terus berlangsung mengakibatkan
tumbukan di perbatasan bagian utara dengan Busur Melanesia. Busur tersebut
terdiri dari gundukan tebal busur
kepulauan Gunung Api dan sedimen depan busur membentuk bagian
Landasan Sayap Miosen seperti yang diekspresikan oleh Gunung Api Mandi
di Blok Tosem dan Gunung Api Batanta dan Blok Arfak.
Kemiringan tumbukan ini mengakibatkan kenampakan berbentuk sutur antara
Busur Melanesia dan bagian tepi utara Lempeng Australia yang diduduki
oleh Busur Gunung Api Mandi dan
Arfak terus berlangsung terus hingga 10 juta tahun yang lalu dan merupakan
akhir dan penunjaman dan perkembangan dari busur Moon Utawa. Kenampakan
seperti jahitan ditafsirkan dari bentukan tertutup dari barat ke timur mulai
dari Sorong, Koor, Ransiki, Yapen, dan
Ramu Zona Patahan Markam. Pasca tumbukan gerakan mengiri searah kemiringan
ditafsirkan terjadi sepanjang Sorong, Yapen, Bintuni dan
Zona Patahan Aiduna, membentuk kerangka tektonik di daerah Kepala
Burung. Hal ini diakibatkan oleh pergerakan
mencukur dari kepala tepi utara dari Lempeng Australia. Kejadian yang
berasosiasi dengan tumbukan busur Melanesia ini menggambarkan bahwa pada Akhir
Miosen usia bagian barat lebih muda dibanding dengan bagian timur.
Intensitas perubahan ke arah kemiringan tumbukan semakin bertambah ke arah
timur.
Akibat
tumbukan tersebut memberikan perubahan yang sangat signifikan di bagian
cekungan paparan di bagian selatan dan mengarahkan mekanisme perkembangan
Jalur Sesar Naik Papua. Zona Selatan tumbukan yang berasosiasi dengan sesar
serarah kemiringan konvergensi antara
pergerakan ke utara lempeng Australia dan pergerakan ke barat lempeng Pasifik
mengakibatkan terjadinya resultante NE-SW tekanan deformasi. Hal itu
mengakibatkan pergerakan evolusi
tektonik Papua cenderung ke arah Utara Barat sampai sekarang. Kejadian
tektonik singkat yang penting adalah peristiwa pengangkatan yang diakibatkan
oleh tumbukan dari busur kepulauan Melanesia. Hal ini digambatkan oleh irisan
stratigrafi di bagian mulai dari batuan dasar yang ditutupi suatu sekuen dari
bagian sisi utara Lempeng Australia yang membentuk Jalur Sesar Naik Papua.
Bagian tepi utara dari jalur sesar naik ini dibatasi oleh batuan metamorf dan
teras ophilite yang menandai kejadian pada Miosen Awal. Perbatasan bagian
selatan dari sesar naik ini ditandai oleh
adanya batuan dasar Precambrian yang terpotong di sepanjang Jalur Sesar
Naik. Jejak mineral apatit memberikan gambaran bahwa terjadi peristiwa
pengangkatan dan peruntuhan secara cepat pada 4 3,5 juta tahun yang lalu (Weiland,
1993).
Selama Pliosen (7 1 juta tahun yang lalu) Jalur lipatan papua
dipengaruhi oleh tipe magma I suatu tipe magma yang kaya akan komposisi
potasium kalk alkali yang menjadi sumber mineralisasi Cu-Au yang bernilai
ekonomi di Ersberg dan Ok Tedi. Selama pliosen (3,5 2,5 JTL) intrusi pada
zona tektonik dispersi di kepala burung terjadi pada bagian pemekaran
sepanjang batas graben. Batas graben ini terbentuk sebagai respon dari
peningkatan beban tektonik di bagian tepi utara lempeng Australia yang
diakibatkan oleh adanya pelenturan dan pengangkatan dari bagian depan cekungan
sedimen yang menutupi landasan dari Blok Kemum.
Menurut Smith (1990), Sebagai
akibat benturan lempeng Australia
dan Pasifik adalah terjadinya penerobosan batuan beku dengan komposisi sedang
kedalam batuan sedimen diatasnya yang sebelumnya telah mengalami patahan dan
perlipatan. Hasil penerobosan itu selanjutnya mengubah batuan sedimen dan
mineralisasi dengan t*mbaga yang berasosiasi dengan emas dan perak. Tempat
tempat konsentrasi cebakan logam yang berkadar tinggi diperkiraakan terdapat
pada lajur Pegunungan Tengah Papua mulai dari komplek Tembagapura (Erstberg,
Grasberg , DOM, Mata Kucing, dll), Setakwa, Mamoa, Wabu, Komopa Dawagu,
Mogo Mogo Obano, Katehawa,
Haiura, Kemabu, Magoda, Degedai, Gokodimi, Selatan Dabera, Tiom, Soba-Tagma,
Kupai, Etna Paririm Ilaga. Sementara di daerah Kepala Burung terdapat di
Aisijur dan Kali Sute. Sementara
itu dengan adanya busur kepulauan gunungapi (Awewa Volkanik Group) yang
terdiri dari :Waigeo Island (F.Rumai) Batanta Islamd (F.Batanta), Utara Kepala
Burung (Mandi & Arfak Volc), Yapen Island (Yapen Volc), Wayland Overhrust
(Topo Volc), Memungkinkan terdapatnya logam, emas dalam bentuk nugget
|
|