|
|
DAERAH PROSPEK WABU Daerah Prospek Wabu terletak 45 km di utara
Tembagapura dan bersebelahan dengan desa Bilogai dan Sugapa. Daerah Prospek
terletak pada kisaran ketinggian 2000 sampai 2950 meter. Tidak ada jalan darat
maupun sungai yang dapat dimanfaatkan dalam pencapaian lokasi ini kecuali sebuah
landasan pacu dari kerikil yang terletak dekat desa Bilogai. Prospek Wabu terletak di sebelah selatan Sesar
Derewo, yang berarah timur-barat yang memisahkan batuan filit dan sabak dari
Komplek Metamorf Derewo di sebelah utara dengan serpih, karbonat dan batupasir
dari Kelompok Kembelangan dan Batugamping “New Guinea” di sebalah selatan.
Ke arah selatan dari patahan utama ini, secara regional batuan sedimen cenderung
berarah 120O dan terlipat-lipat membentuk sinform yang luas dengan
kemiringan yang curam ke arah utara. Lebih ke arah selatan, di daerah Minjauh,
diendapkan secara tidak selaras sekuen piroklastik lanjutan di atas batuan
sedimen ini. Pemetaan terdahulu yang dilakukan oleh I. Kavaliris
di sebelah barat dan tengah punggungan Wabu, disimpulkan bahwa adanya dua zona
struktur yang secara umum disebut Lempengan Bagian Atas (upper plate) dan Bawah
(lower plate). Lempengan Bagian Atas terdiri dari sekuen batugamping, lanau
gampingan, serpih hitam, hornfels dan/atau garnet skarn yang membentuk struktur
geologi yang kompleks. Sedangkan lempengan bagian bawah terdiri dari garnet
skarn, berselingan dengan hornfels silikaan dan marmer yang secara geologi
relatif sederhana dengan kecenderungan arah timur-barat dan kemiringan sedang
sampai curam ke arah utara. Batas ketiga unit tersebut belum jelas ditinjau dari
struktur dan geometrinya, walaupun demikian zona mineralisasi dari BO-09 dan
Zona M2 di zona tengah dianggap terpisah dan terpotong, hal ini menyebabkan
sulitnya menyimpulkan kontrol mineralisasi untuk menentukan kemungkinan adanya
zona mineralisasi lain yang berdekatan. Sebuah batuan intrusi berukuran 12 x 2 km telah
menerobos batuan sedimen disekitar punggungan Wavu dan mungkin sebagian
dikontrol oleh zona Patahan Derewo. Komplek terobosan ini terdiri dari beberapa
fase dengan komposisi bervariasi dari diorit-syenodiorit-monsodiorit. Apopise
dari terobosan ini menerobos kedalam batuan sedimen sehingga menyebabkan proses
metasomatisme atau ubahan dan mineralisasi yang kuat. Beberapa generasi persesaran terjadi di daerah
prospek. Sesar naik dengan sudut landai telah teramati dan mungkin merupakan
kontak antara lempengan atas dan bawah yang disebut diatas. Bentuk struktur ini
kompleks, dengan bukti pergerakan ke bawah yang termuda sepanjang patahan normal
yang memisahkan skarn dan kemungkinan zona-zona mineralisasi. Zona alterasi,
magnetik dan bentuk topografi
dengan arah timur laut dan barat laut disimpulkan adanya struktur geser (cross
structure) di daerah ini. Beberapa struktur ini telah teramati di lapangan dan
pada inti pemboran dan beberapa mungkin menentukan batas metasomatisme dan/atau
kontak malihan. Alterasi telah dikenali pada komplek terobosan
maupun unit sedimen. Batuan terobosan telah mengalami ubahan hidrotermal selama
dua fase alterasi yang berbeda. Inti dari kompleks terobosan terletak dekat
dengan sesar Derewo menunjukkan kumpulan alterasi propilitik lemah yang
didominasi oleh klorit, epidot dan kuarsa. Zona alterasi yang lemah ini
berbatasan ke arah selatan dengan zona
alterasi filik yang tak beraturan terdiri dari lempung-pirit-silika yang menimpa
ubahan propilitk yang terbentuk lebih awal. Sulfida terbentuk sebagai urat-urat
kecil dan tersebar dengan prosentase pirit mencapai 5%. Pirit merupakan sulfida
yang dominan dan berasosiasi dengan sdikit galena, spalerit dan kalkopirit.
Intrusi dengan alterasi filik selalu mengandung “roofpendant” dari
hornfels-karbonat-silikat dengan sedikit skarn. Batuan sedimen gampingan menunjukkan berbagai
tingkat alterasi metasomatis berdasarkan kandungan karbonat batuan asalnya. Zona
alterasi silikatan dipetakan sangat luas dan dapat diikuti paling tidak sampai
10 km, berkembang pada daerah kontak dengan komplek terobosan alterasi filik.
Bersisian dengan kontak terobosan adalah lapisan hornfels silikatan dengan
lensa-lensa skarn, dengan kisaran ketebakan 100 – 400 meter, yang tersingkap
dengan baik karena ketahanannya pada pelapukan. Unit batuan ini mengandung
banyak pirotit, pirit, magnetit, arsenopriti dan spalerit yang dijumpai sebagai
urat-urat retakan, sebaran atau penggantian yang dapat mencapai ketebalan 25 m.
J. MacPherson menginterpretasikan kontrol mineralisasi emas di zona tengah, yang
menunjukkan lapisan pembawa emas, mempunyai variasi kemiringan 45o
– 50o ke arah utara sampai horisontal dengan berbagai bentuk dan
atau pengayaan kandungan emas dan juga pemekaran ukuran akibat struktur regional
yang berarah utara-timur laut yang memotong kemudian. Zona emas yang hampir datar mungkin berhungan dengan
zona sulfida yang juga hampir datar dan konsisten sepanjang punggungan Wabu.
Kandungan emas yang lebih baik umumnya berasosiasi dengan sulfida pembawa bismut
dan arsenopirit, kemudian dengan seng dan magnetit dan tampaknya terlokalisir
dalam skarn sepanjang bidang yang terlipat kuat, dengan kontak marmer. Berdasarkan hasil eksplorasi yang dilakukan oleh PT
Freeport Indonesia cadangan emas tereka yang ada di daerah Wabu adalah sebesar +
116 juta ton bijih dengan kandungan Au rendah. Dari hasil pemboran diketahui
bahwa pada BO401 sampai kedalaman 203 meter dijumpai adanya 4 lapisan batuan
yang mengandung emas dengan ketebalan total 27 meter dengan kandungan emas
berkisar dari 0,97 gram/ton sampai 5,13 gram/ton. Pada BO402 dijumpai lapisan
tunggal setebal 45 meter dengan kandungan emas 2,59 gram/ton. DAERAH PROSPEK PAGANE Litologi yang tersingkap di daerah Pagane berupa
endapan kolovium kuarter, unit lahar vulkanik, Batugamping New Guinea, Kelompok
Kembelangan. Ke utara dari daerah
Pagane adalah Komplek Metomorf Derewo. Kedudukan dari kolovium kuarter
dipengaruhi oleh topografi yang rendah disebabkan adanya re-aktivitas zona sesar
E-W (Timur – Barat) dan Zona Sesar NE-SW (Timur Laut – Barat Daya). Lahar
breksia secara tidak selaras terendapkan di atas Kelompok Batugamping New Guinea
dan Kelompok Kembelangan. Batuan
sedimen diintrusi oleh mikrodiorit hornblende-biotit pophyritic. Rebreksiasi dan alterasi retrograde skarn disebabkan oleh larutan yang
memasuki celah pada pertemuan dari jurus zona sesar WNW-ESE dan jurus Zona Sesar
NE. Phylic-tourmaline breccia kadang-kadang hadir berasosiasi dengan intrusi
diorite yang memotong. Magnetit-hematit yang berhubungan dengan endoskarn dan
urat-urat breksia pada intrusi hadir di zona yang menjurus NE-SW (Timur Laut –
Barat Daya), khususnya zona BO50. Larutan bertanggung jawab terhadap proses
metasomatik yang juga disertai breksiasi hidrotermal dan breksiasi urat kuarsa
stock-work. Evaluasi struktur memperlihatkan bahwa bagian timur Wabu berupa lipatan
antiklinal megaskopik yang berubah ke arah atas dari bentuk konsentrik ke bentuk
gelembung. Adanya bukti yang
menyimpulkan bahwa suatu patahan naik utama
yang memisahkan antara sayap bagian utara dan selatan dari lipatan dan
membajinya unit garnet skarn masif disebabkan oleh pensesaran “overthrusts”
dengan penggantian dari batuan awal skarn pada bagian “hanging Wall” yang
terpotong. Dari contoh batuan paritan uji di daerah Pagane, perubahan
serisit+pirit pada intrusi di daerah tersebut berkaitan dengan adanya nilai
kandungan emas. Sebagian alterasi pilik dipotong oleh alterasi mineral lempung.
Zona skarn berkembang di bagian tepi dari alterasi pilik. Mineralisasi tembaga
terbentuk pada endoskarn yang bersumber dari larutan hidrotermal. Dari hasil
pemboran pada lubang BO20 dijumpai adanya lapisan batuan yang mengandung emas
dengan kadar 14,33 gram/ton. Analisa terhadap inti pemboran di lubang lubang
lain terus dilaksanakan sehingga akan diperoleh gambaran yang lebih detail dari
daerah prospek ini. DAERAH PROSPEK HOLOMANA Daerah Prospek terletak 7 kilometer arah timur laut
dari Bilogai. Untuk mencapai daerah ini diperlukan sarana helikopter. Prospek
Holomana dikenali d+ari adanya anomlai emas pada contoh endapan sungai yang
mencapai 2,46 gram/ton, konsentrat dulangan yang mencapai 46,03 gram/ton, contoh
singkapan batuan dan batuan lepas yang mencapai 0,86 gram/ton dan contoh dari
paritan uji sedalam 2 meter yang mencapai 34,20 gram/ton. Kelompok batuan yang tersingkap di daerah ini
mencakup batuan Pliosen (5 – 6 juta tahun) yaitu batuan beku hipabisal (?)
bertektur porfiritik dan tufa serta breksi polimik dari kelompok batuan gungapi,
bayugamping mikritan dengan urat kalsit dari kelompok batugamping New Guinea
bagian atas (?), batulanau gampingan dengan hancuran menyerpih yang
mungkin merupakan bagian atas Kelompok Kembelangan atau bagian bawah batugamping
New Guinea, batulempung hitam dengan fosil amonit, batugamping hitam dan
batupasir glaukonitan dari Kelompok Kembelengan. Pada dasarnya ada dua tipe batuan beku di daerah ini,
yaitu : (1) tubuh batuan terobosan diorit bertekstur porfiri berwarna kehijauan
dengan biotit, plagioklas dan penokris hornblende tertanam dalam masadasar
afanitik berwarna abu-abu dan (2) batuan gunung api berupa tufa dan breksi
gunung api polimik. Batuan gunungapi setempat nampaknya terubah (masa dasar dan
fragmen gunungapi terbah menjadi pirit-serisit-silika). Diorit porpiri biasanya
memperlihatkan alterasi karbonat yang lemah sampai sedang dan dicirikan oleh
magnetik yang lemah. Di tepi utara daerah ini terdapat sesar Derewo yang
berarah Barat-Timur, sesar tersebut membatasi batu filit dan batu sabak dari
Metamorf Derewo dengan batuan gunungapi, batuan terobosan dan batuan sedimen di
selatan sesar. Di bagian timur, batulanau pembawa fosil belemenit dijumpai
berbatasan dengan batuan beku sepanjang sesar geser berarah 350o
. Pemetaan didaerah tersebut menunjukkan bahwa batuan sedimen yang
diterobos oleh diorit dan mendasari batuan gunungapi adalah batugamping,
batulanau dan batulempung. Penerobosan batuan beku dikontrol oleh
patahan-patahan tegak berarah Timurlaut – Baratdaya yang memperlihatkan
sedikit pergeseran kekiri. Patahan setempat ini menunjukkan arah Timur-Barat
yang besar, merupakan sesar naik dengan kemiringan ke utara pada tepi selatan
daerah ini, Sesar naik ini dicirikan oleh breksi sesar yang terdiri dari
fragemen berukuran besar berbentuk menyudut (sampai 1 meter), yaitu batugamping
mikritan dengan urat kalsit dari kelompok batugamping New Guinea dan komponen
yang berukuran lebih kecil (biasanya < 6 cm) yaitu batulempung dari Kelompok
Kembelangan. Bagian “foot wall” sesar naik ini adalah batugamping mikritan
dari kelompok batugamping New Guinea, sebaliknya “hanging wall” nya terdiri
dari batulempung, batugamping lempungan dan batupasir glaukonitan dari kelompok
Kembelangan, serta batulanau gampingan dengan
fragmen hancuran yang mungkin merupakan bagian dari kelopok Kembelangan Atas
atau kelompok bagumaping New Guinea bagian bawah. Tidak dijumpai adanya batuan
terobosan di selatan sesar naik ini. Diorit porfiri berwarna abu-abu kehijauan umumnya
teralterasi oleh karbonat dan sedikit magnetit, sedangkan batuan gunungapi
setempat terubah oleh silika-pirit-serisit dan tidak bersifat magentik. Batuan
itu kemudian terubah lagi menjadi lempung (clay). Keterdapatan Au-Cu-Pb-Zn dengan
nilai tinggi di dalam kelompok Batugamping New Guinea sebagaimana tercermin dari
hasil pemboran pada lubang HL07-1 dan HL07-2 yang mengandung lapisan batuan
dengan tebal total 18 meter dengan kandungan emas sebesar 29,39 gram/ton
diinterpretasikan sebagai bagian tepi atau bagian atas dari sebuah sistem
propiri. Sebagai tambahan, batulanau gampingan-batulempung dan batugamping dari
kelompok batugamping new guinea yang tersingkap di daerah ini mungkin dapat
diperkirakan sebagai sumber dari
mineralisasi skarn, dimana terdapat kontak dengan porfiri diorit. Pengutupan
Terimbas metode dwi kutup berpasangan mengindikasikan bahwa di daerah ini
terdapat anomali logam. DAERAH PROSPEK DUWABU Daerah Duwabu terletak 6 km dari km sebelah timur
Desa Bilogai, mempunyai elevasi dari 2300 sampai 2700 meter. Prospek Duwabu
teramati pertama kali dari hasil sapling geokimia berupa konsentrat dulangan
yang mengandung Emas sebesar 4,82 ppm, 165 ppm Cu, 1379 ppm Pb dan 1091 ppm Zn. Prospek Duwabu di bagian Utara dibatasi oleh Patahan
Derewo yang berarah Barat-Timur. Zona Patahan ini secara tektonik memisahkan
antara batuan Mesozoik-Kenozoik Kelompok Kembelangan di bagian selatan dan
Metamorfik Derewo di Bagian Utara. Beberapa sesar naik yang berarah Barat Utara
Barat – Timur Selatan Timur beimbrikasi membentuk lembar-lembar terjadi di
dalam Kemompok Kembelangan. Bagian utara daerah ini ditutupi oleh Batulempung
hitam dari kelompok Kembelangan. Unit ini berjurus baratlaut dengan kemiringan
sedang ke arah timurlaut, dan semakin curam mendekati patahan Derewo. Retas
diorit hornblende-biotit porfiri menerobos daerah ini sejajar dengan perlapisan.
Ke arah selatan, lapisan-lapisan batulempung gampingan, batulanau, batugamping
dan batupasir glaukonitan menyusun daerah ini. Perlapisan-perlapisannnya berarah
barat atau baratlaut dengan kemiringan sedang ke arah timurlaut. Satuan
gunungapi terdiri dari breksi gunungapi, tufa dan lava bersifat andesitik secara
tidak selaras menutupi Kelompok Kembelangan di sebelah selatan prospek, Alterasi klorit+ pirit-lempung dipetakan pada
satuan batuan gunungapi. Di bagian utara silika-pirit-serisit dan alterasi
lempung, dicatat di sepanjang baratlaut retas fiorit. Batutanduk
karbonat-silikatan teramati secara setempat-setempat pada bagian kontak dengan
intrusi, Alterasi berasosiasi dengan timah hitam, seng, tembaga dan mineralisasi
emas. Dari hasil analisa conto paritan uji dan conto tanah
terdapat nilai yang menarik di area tersebut. Anomali Pb+ Zn-Cu terdapat di
selatan. Batuan di daerah +tersebut adalah Diorit – mikrodiorit (?) dengan
ubahan silika menunjukkan nilai As+Sb+Ag yang cukup tinggi.
Pemetaan di sekitar H# 51 menunjukkan adanya zona ubahan silika secara intensif
yang berasosiasi dengan anomali geokimia logam dasar dan emas. Singkapan diorit
berbutir kasar sampai sedang di daerah ini kemungkinan berhubungan dengan ubahan,
meskipun intrusi itu sendiri hanya mengalami ubahan secara lemah. DAERAH PROSPEK MINJAUH Daerah Minjauh terletak di selatan Prospek Wabu,
elevasinya bervariasi dari 220 meter sampai dengan 2800 meter. Prospek Minjauh
ditutupi batuan vulkanik dan kontak dengan sedimen kelompok New Guinea di bagian
selatan, terletak pada daerah anjak utara bagian selatan patahan Derewo. Daerah seluas 5 km2 tersusun oleh batuan
volkaniklastik dan andesit lelehan yang memperlihatkan alterasi silika+
lempung dari lemah hingga kuat dengan kontrol patahan. Paling tidak terkesankan
satu deposisi hiatus oleh adanya ketidakselarasan antara volkaniklastik
sub-marin yang bercirikan perlapisan silang , turbiditik yang mempunyai
perlapisan tipis yang telah didepositkan di atas satuan sub aerial aliran lava
biotit hornblende porfiritik dengan ketebalan melebihi 400 m. Lebih jauh ke
dalam sekuen volkaniklastik dapat juga dilihat lahar dan tufa terelaskan.
Kombinasi dari dua sekuen tersebut mengesankan suatu lingkungan pantai. Batubara
(sangat jarang) yang juga terobservasi mengesankan deposisi yang cepat dari
material gampingan. Kenaikan tekanan piroklastik dan panas dari dekat intrusi
menghasilkan proses pembatubaraan. Satu tubuh syenit hornblende-biotit-plagioklas
porfiri intrusif dengan masa dasar magnetit biotit-plagioklas-opaq dan kuarsa
minor yang secara tidak selaras menutupi kompleks vulkanik tersingkap di daerah
tersebut. Daerah ini terpotong oleh patahan anjak mendatar
berarah timur barat dan miring ke utara pada bagian utara. Patahan utama ini
menyebabkan strain orde kedua yang
menghasilkan banyak patahan lateral timur utara timur dan barat utara barat.
Pada bagian utara batulanau gampingan dan batugamping dari kelompok New Guinea
tersingkap pada kontak patahan anjak dengan
volkanik pada bagian selatan. Silika lempung dan atau
silika-lempung-serisit-klorit dijumpai terkontrol oleh patahan atau rekahan. Hal
ini mengesankan bahwa patahan dan perekahan terjadi sebelum alterasi. Hasil soil
sampling mengindikasikan nilai tinggi Ni dan Cu dengan lebar 400 meter berarah
barat laut dengan sedikit zona Pb dan Zn, Mo dan Ag yang bernilai tinggi
dijumpai secara lokal. Zona ini sejajar dengan patahan dalam berarah baratlaut.
Patahan ini mungkin merupakan jalan bagi intrusi dalam yang telah disebutkan.
Pola lain dari anomali adalah nilai tinggi Cu-Pb-Zn, yang ditemui pada bagian
utara dengan panjang 600 meter dan lebar 200 meter. Pola ini sejajar dengan
batas sedimen-volkanik dan atau patahan anjak. DAERAH PROSPEK MANDOGA Prospek Mandoga berlokasi di selatan sungai Kemabu,
mempunyai ketinggian 2500-3000 meter. Letak daerah ini 15 km selatan Bilogai dan
ditengah-tengah lubang vulkanik dengan lebar
2 km2 (diduga sebuah diaterma) pada kontak sejajar dari ainoid
limestone (New Guinea Limestone Group) dan Formasi Kembelangan. Di daerah ini
tidak ada sarana jalan dan hanya dapat vditempuh dengan jalan kaki lewat
ranngakain jalan setapak. Batuan dasar di daerah Mandoga adalah perselingan
batupasir, batulanau, pelite karbonatan dan dirty limestone dari Kembelangan
Group. Secara struktur sejajar dengan Kembelangan Group, adalah lipatan tebal
batugamping berfosil (Nummulites) mikritik dari anggota Ainod pada Kelompok
Batugamping New Guinea. Batupasir berbutir halus, batulanau dan batulanau
karbonatan sebagai batuan dinding dari mana Prospek Mandoga berasal
diniterpretasikan berasal dari Mesozoic Kembelangan Formation tetapi lebih tepat
bahwa batuan dinding tersebut berasal dari batupasir karbonatan yang telah
terbentuk menjadi pasiran yang membentuk lapisan anggota Ainod dari Batugamping
New Guinea.Di daerah Grasberg/Ertzberg mesozoic Kembelangan Silstone tidak
pernah karbonatan, tetapi pasiran penyusun lapisan anggota Faumai (Batugamping
New Guinea) adalah karbonatan. Perubahan fasies dan alterasi karbonat dapat
diperhitungkan sebagai sumber karbonatan dari batulanau/batupasir di Prospek
Mandoga. Mandoga diinterpretasikan sebagai sebuah pelebaran bagian sumbat
vulkanik “high level”, mungkin sebuah diatrema, berdiameter sekitar 1000
meter dengan luas 1,4 – 2 km. Sumbat vulkanik “high level” adalah hasil
intrusi dua jenis dike trachyandesite yang dalam klasifikasi batuan beku disebut
syebit atau trasit. Breksia diatrema akhir menjadi pecahan dari kedua dike,
sebagaimana breksia awal dan endapan batuan didnding mengalaminya. Kumpulan metamorfosa kontak derajat rendah
berkembang dalam breksia, siliklastik endapan Kelompok Kembelangan, dan tahap
awal mineralisasi porphyrityc batuan beku di Mandoga. Intrusi high-level di
Mandoga hampir selalu tidak disebabkan oleh metamorfosa kontak. Intrusi tersebut
jika ditinjau dari ukuran kecil tanpa adanya variasi sistematik tingkat memorfik
yang mendekatinya, dan mereka sendiri adalah hasil metamorfosa kontak. Pada dasarnya alterasi dan mineralisasi dikontrol
oleh porositas-permeabilitas pada batuan dan struktur rekahan dan breksiasi pada
porphyry (trachyte/syenite). Dijumpai zonasi eksternal yang bersih dan dapat
dibedakan secara pasti menuju plug/diatrema yang diharapkan pada asosiasi sistem
alterasi yang berkembang baik dengan kerumitan struktur, dan kemenerusan
aktivitas hidrotermal diindikasikan oleh pelebaran anomali geokimia dan endapan
sulfida yang mendukung keberadaan di dalam daerah dengan
aktivitas magmatik yang signifikan. Mineralisasi Cu-Au semakin berkembang di Mandoga dan
dibatasi ke zona alterasi skarn dalam breksia dan daerah yang berkembang tiff
yang menjari. Secara petrografi mineral sulfida yang dikenali terdiri atas
chalcopirit, bornite, pyrite, pyrrhotite dan asrnopirit. Magnetit dan hematit
sering berasosiasi. Au dipikirkan berasosiasi dengan fase Cu-Sulfida. Skarn metasomatisme sekali-sekali ditemukan tetapi
berkembang luas di breksia di Prospek Mandoga. Mineral skarn yang dikenali
adalah granet, magnetit, hematit, clinopiroksen dan allanite. Alterasi skarn
secara istimewa hadir di dalam breksia sebagai batuan induk berupa komponen
matriks. Breksia adalah hasil ubahan jauh lebih kuat di dalam batuan vulkanik.
Bagian tepi mineralisasi Pb/Zn/Ag berada di selatan dari Mandoga meungkin hadir
kembali Gossan yang berkembang di tas struktur yang dikontrol oleh skarn
mendatar yang menyerupai model “Big Gossan”. Mineralogi penyusun komposisi Cu-Fe mengklasifikasikan skarn Mandoga sebagi model percampuran antara tembaga-emas skarn dari Ertzberg dan Big Gossan, dan tidak menunjukkan hubungan yang dekat dengan skarn emas seperti di Wabu. ENDAPAN NIKEL DI PULAU GAG
Lokasi dan Kesampaian daerah. Pulau
Gag adalah suatu pulau yang berbentuk relatif oval yang terletak di Kepaluan
Raja Ampat, Kabupaten Raja Ampat. Secara astronomis terletak pada 129o53’00”
BT dan 0o25’00” LS . Pulau tersebut terletak kurang lebih 160 Km
dari Kota Sorong. Lokasi tersebut dapat dicapai dengan menggunakan perahu motor
ataupun pesawat terbang. Jika ditempuh dengan
perahu bermotor (Speed boat) akan memakan waktu selama 2,5 – 4 jam dari
Kota Sorong. Sedangkan jika memakai
pesawat terbang, akan ditempuh kurang dari 35 menit. Pulau tersebut berukuran
kurang lebih 11,5 km x 8 km . Pulau
Gag beriklim tropis dengan temperatur udara rata-rata 29,2 oC
– 35,7 oC dan kelembaban udara relatif tinggi. Iklim Tropis ini
dipengaruhi oleh angin pasat timur laut yang terjadi pada bulan desember sampai
bulan april dan amgim pasat selatan pada
bulan Juli sampai September.Musim hujan biasanya dimulai pada bulan Oktober dan
meningkat pada bulan Desember hingga bulan Januari danb berlanjut hingga bulan
April, hal ini membuat Pulau Gag mempunyai curah hujan yang cukup tinggi, yaitu
berkisar 200 mm – 600 mm per bulan dengan curah hujan tertinggi terjadi pada
bulan Maret. Pulau ini menjadi terkenal, sejak
ditemukan adanya endapan nikel yang cukup besar oleh PT Pasifik Nikel pada tahun 1969. Berdasarkan hasil perhitungan cadangan
yang dilakukan oleh PT Gag Nikel, suberdaya jumlah cadangan endapat laterit
nikel di Pulau Gag adalah sebesar 262 juta ton, dengan kadar rata-rata Nikel
sekitar 1,32% dan Cobalt sebesar 0,11%. Keadaan
Geologi Gag dan Mineralisasi Nikel
Pada dasarnya logam nikel (Ni)
dapat dikategorikan sebagai logam baru, baik ditinjau dari segi pengenalannya
mapun penggunaanya dalam industri. Biasanya nikel dipakai sebagai bahan campuran
dalam menghasilkan logam yang mempunyai sifat anti karat, tahan terhadap gesekan,
tahan terhadap perubahan temperatur mendadak serta mempunyai sifat elastisitas
yang tinggi. Secara geologis, batuan ultra basa
diketahui mengandung sejumlah kecil nikel yang terikat dengan silika. Oleh
karena adanya proses pelapukan batuan, maka ikatan tersebut mudah terurai
sehingga akan terjadi penghilangan silikat di satu sisi, dan terjadi pengkayaan
nikel pada lapisan atau horison tertentu pada hasil pelakukan batuan tersebut.
Secara garis besar litologi yang
penyusun Pulau Gak terdiri atas dua jenis yang sangat berbeda karakteristiknya,
bagian selatan pulau tersebut didominasi oleh batuan ultrabasa jenis harzburgite
yang berumur Miosen, sedangkan di bagian utara tersusun oleh batuan vulkanik
jenis andesit yang berumur tersier dan sedikit batugamping yang berada di
pesisir pantai. Keberadaan
pulau Gag banyak dipengaruhi oleh struktur geologi yang cukup komplek sebagai
akibat dari letak pulau yang berada pada zona sesar Sorong yang cukup aktif. Hal
ini mengakibatkan batuan yang berada diderah tersebut mengalami proses
pengkekaran yang sangat intensif, sehingga mengakibatkan resistensi batuan
terhadap proses pelapukan menjadi menurun, sehingga terjadi proses pelapukan
yang cukup intensif, utamanya pada batuan ultrabasa. Hasil
pelapukan ultrabasa yang merupakan endapan nikel laterit pada umumnya mempunyai
profil sebagai berikut:
Rencana
Penambangan Endapan Nikel di Pulau Gag
Eksplorasi
Nikel di Pulau Gag mempunyai sejarah yang cukup panjang. Di mulai pada tahun
1969 sampai tahun 1982 oleh PT Pasific Nikel Indonesia. Eksplorasi ini kemudian
dilanjutkan oleh Queensland Nikel (QN) anak perusahaan dari Dallhold Nickel
Management pada tahun 1986 sampai dengan 1990. Kegiatan eksplorasi, kemudian
dilanjutkan oleh BHP Minerals International Inc yang bekerjasama dengan PT Aneka
Tambang. Selanjutnya kedua perusahaan tersebut membentuk perusahaan baru yang
bernama PT Gag Nikel pada tanggal 9 Februari 1998. PT Gag Nikel ini kemudian
melakukan penandatangan kontrak karya dengan Pemerintah Indonesia untuk
mengelola endapan nikel dan cobalt di Pulau Gag pada tanggal 19 Februari 1998. Berdasarkan
kajian sementara, maka cara penaambangan
endapan nikel akan dilakukan dilakukan dengan cara penambangan terbuka. Hal itu didasarkan
pada pertimbangan letak dari endapan tersebut berada pada kedalaman 0 – 15
meter dari permukaan tanah. Yang dimaksud dengan tambang terbuka adalah
penambangan dilakukan di atas atau relatif dekat dengan permukaan bumi dan
tempat kerjanya langsung berhubungan dengan udara. Keterkaitan
Aktivitas Pertambangan dengan Lingkungan Hidup. Berita adanya pencemaran di Teluk
Buyat akhir-akhir ini menjadi pembicaraan yang ramai di masyarakat, sehingga
timbul opini dalam masyarakat bahwa setiap aktivitas pertambangan akan
menimbulkan kasus seperti di Teluk Buyat. Hal ini sebenarnya juga harus
dikritisi oleh masyarakat, utamanya para pemerhatikan lingkungan hidup,
karena tidak setiap aktivitas penambangan akan menimbulkan dampak seperti
di teluk Buyat. Khusus untuk penambangan endapan
Nikel laterit di Pulau Gag, dapat digambarkan disini bahwa proses penambangan
akan dilakukan secara mekanis dan tidak ada pemakaian bahan kimia, sehingga
tidak akan menimbulkan dampak perubahan pada
aspek kimiawi di lingkungan sekitarnya. Perubahan lingkungan akan terjadi
pada komponen fisik, seperti bentuk lahan, peningkatan erosi tanah, meningkatnya
kadar debu di sekitar lokasi penambangan dan lain-lain. Hal ini sudah
diantisipasi oleh PT Gag Nikel dengan membuat
melakukan studi AMDAL. ENDAPAN
NIKEL LATERIT DI JAYAPURA Lokasi
dan Kesampaian Daerah. Lokasi
endapan Nikel laterit dengan cadangan cukup besar berada di Desa Tablasufa dan
Tanah Merah, Kabupaten Jayapura, sedangkan yang kecil berada di desa Amaybu dan
Kirpon. Lokasi tersebut berjarak sekitar 61 km dari Kota Jayapura (Ibukota
Provinsi Papua), 45 km merupakan jalan beraspal, sedangkan 15 km jalan timbunan.
Lokasi tersebut, berada di Tepi Pantai Utara Jayapura. Di Depapre yang berada
dekat dengan lokasi endapan terdapat beberapa tempat yang sangat baik untuk
dijadikan pelabuhan. Geologi dan Mineralisasi
Lokasi
endapan nikel berada di kaki Pegunungan Cycloops yang tersusun oleh batuan
metamorf dari jenis skis, gneiss, philit, amphibolit, marmer dan horfels. Bagian
sayap bagian selatan sekuen batuan ini dibatasi oleh suatu sekuen endapan
sedimen laut dangkal. Sekuen sedimen ini biasa disebut dengan Formasi Nubai yang
tersusun oleh batugamping yeng berinterkalasi dengan marl, batupasir, tuff
greywake dan tuff. Formasi Nubai berinterkalasi dengan Formasi Auwewa yang
tersusun oleh batuan vulkanik intermidiate yang terdiri dari basalt, diorit,
lava andesitik, aglomerat dan tuff. Endapan berumur Miosen tengah sampai akhir
yang menyusun Formasi Makats terrsusun oleh greywake dan batulempung ditindih
secara tidak selaras oleh Formasi Auwewa. Endapan yang terjadi sepanjang
Pliestosen sampai Kuaeter terjadi di daerah pantai yang tersusun oleh reef dan
batugamping bioklastik. Inti Metomorf Cycloops
dipengaruhi oleh sekuen ophiolit yang berumur Kapur akhir hingga Awal Miosen.
Komplek ophiolite tersusun oleh peridote, dunit, gabro, dan serpentinit yang
merupakan segmen sesar pembatas dari
kerak samudera Pacifik dengan Australia Batuan ultrabasa yang menyusun komplek ophiolite merupakan batuan induk
dari endapan Nikel-Cobalt laterit dan endapan chrome. Pembentukan endapan Nikel
–Cobalt Laterit ini terjadi selama tersier .
Pemboran dan parit uji pada limonit
yang merupakan bagian dari endapan nikel laterit,
telah memberikan petunjuk bahwa ketebalan endapan tersebut sekitar 15
meter. Karakteristik dari Komposisi endapan
nikel laterit di lapangan menunjukkan bahwa proses pendendapan nikel tersebut
sangat dipengaruhi oleh iklim tropis. Kandungan besi yang tinggi berada pada
bagian permukaan dengan kandungan nikel kurang lebih 1,55% dan 0,11% cobalt,
pada bagian saprolit kandungan nikel bertambah tinggi hingga mencapai 2%. Pada tahun 1968, PT Pasific Nikkel Indonsia (PNO), sebuah perusahaan
konsorium yang dididirikan oleh United States Stell Corporation (43%),
Koningklijke Nederlanche Hoogovens en Staalfabrieken NV (22%), Newmont Mining
Corporation (15%), Wm.H.Mueler & Co. NV (10%) dan Sherritt Gordon Mines
Limited (10%), telah selesai menyelesaikan pemboran tangan (diameter 5 cm),
power augering (diameter 10 cm, siggle tube barrel), dan truck-mouted core
drilling (diameter 10 cm, siggle tube barrel). PNI menyelesaikan 923 bor tanga,
power auger, dan truck mounted core drill dengan toital kedalaman 6.800 meter.
PNI melakukan pengukuran dan memperoleh petunjuk bahwa didaerah tersebut
terdapat 9 lokasi endapan dengan total endapan 25,2 juta metrikton dengan
kandungan nickel 1,55% , 0,11 % cobalt dan 1,1 nikkel cut off. Tabel
Ringkasan hasil Pengukuran Endapan Nikkel – Cobalt Laterit
untuk Informasi lebih terinci hubungi: |
Send mail to
pertambangan@papua.go.id with
questions or comments about this web site.
|